FLSM, VLSM, CIDR, Subnetting, Supernetting

Artikel ini muncul atas pertanyaan dari salah satu anggota Komunitas Cisco Indonesia via Facebook group mengenai perbedaan FLSM, VLSM, CIDR dan Subnetting.

FLSM (Fixed-Length Subnet-Mask) dan VLSM (Variable-Length Subnet-Mask) punya tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kinerja jaringan dengan cara membagi sebuah jaringan menjadi beberapa sub-jaringan. Oleh karena itu jika pernah mendengar atau membaca istilah 'Network Mask' atau Netmask maupun Subnetwork Mask atau Subnetmask akan terkait erat dengan hal ini.

Tehnik FLSM sering disebut subnetting. Istilah 'Fixed-Length' terkait dengan nilai prefix yang tetap. Jika dibandingkan dengan VLSM, maka nilai prefix setiap sub-jaringan-nya akan berbeda dan terstruktur. Oleh karena itu mengapa disebut sebagai 'VariableLength'. Kelemahan FLSM adalah tidak dapat menyesuaikan secara efisien dengan kebutuhan jumlah host dan jumlah sub-jaringan itu sendiri. Agar efisien hasilnya, maka solusinya adalah penggunaan tehnik VLSM.

Sedangkan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) tidak jauh berbeda dari istilah summarization - CIDR bukan 'subnetting'. Malahan tehniknya sering disebut 'supernetting' - kebalikan dari 'subnetting'. Jika subnetting 'membagi' jaringan, supernetting cenderung 'merangkum' bbrp jaringan atau sub-jaringan menjadi satu buah alamat blok/block address.
Cara melakukan supernetting adalah dengan mendapatkan kesamaan bit yang paling tinggi dari sekian banyak jaringan atau sub-jaringan yang ada. Hasil dari tehnik VLSM akan sangat membantu dalam melakukan summarization secara manual. CIDR bisa dilakukan di setiap router ABR di OSPF atau setiap edge-router yang berada di irisan area/domain tertentu.



Comments

Popular Posts